Rabu, 16 Mei 2012

Hakikat Hidup


Menurut ajaran wali songo, ajaran ini berisi tentang hakikat hidup agar menjadi bijaksana terhadap sangkan paran dan agar mencapai kemuliaan dalam keadaan jati, yang bersumber dari firman Allah Ta’ala. Pada zaman dahulu, ajaran ini dirahasiakan oleh para wali. Namun sekarang telah dibuka, dijelaskan dengan terang-terangan agar orang-orang dapat mengetahui asal kejadian sampai pada kesempurnaan ajal. Adapun uraiannya sebagai berikut :
Pertama tentang asal kejadian. Sebagaimana firman Allah Ta’ala yang penjelasannya sebagai berikut : Roh rohani bercampur dengan roh jasmani, bertambah dari Kodrat Allah Ta’ala. Kemudian ia menetes di bumi yang suci ( rahim)
Sesudah berusia sekitar satu bulan, ia sudah mendapat tambahan kontha dari Nur Muhammad. Karenanya, ketika berada dalam bumi suci ia sudah dapat bergerak. Sesudah berusia sekitar dua bulan, ia sudah dapat warna dari Nabi Muhammad. Karenanya, ketika dalam kandungan ia sudah dapat berdenyut seperti layaknya manusia.
Sesudah berusia sekitar tiga bulan, berdasarkan firman Allah Ta’ala kepada Nabi Muhammad, ia dalam kandungan ia sudah dapat bergerak. Peribahasannya adalah , idham-idham kawaran dari Kodrat Allah Ta’ala.
Sesudah empat bulan, berdasarkan firman Allah Ta’ala kepada Nabi Muhammad, ia akan mendapat tambahan otak. Oleh karena itu, ia dalam kandungan ia sudah dapat memiliki keinginan.
Sesudah berusia lima bulan, berdasarkan firman Allah Ta’ala kepada Nabi Muhammad, ia akan mendapat tambahan otot. Oleh karena itu ia dalam kandungan ia sudah dapat bergerak perlahan-lahan.
Sesudah berusia sekitar enam bulan, berdasarkan firman Allah Ta’ala kepada Nabi Muhammad, ia akan mendapat tambahan tulang. Oleh karena itu ia sudah dapat naik-turun dan jungkir balik.
Sesudah berusia tujuh bulan, berdasarkan firman Allah Ta’ala kepada Nabi Muhammad, ia akan mendapat rupa. Ia juga mendapat tambahan dari Kodrat Allah Ta’ala seperti rambut, darah, dan daging.
Sesudah berusia sekitar delapan bulan, berdasarkan firman Allah Ta’ala kepada Nabi Muhammad, calon anak ini sudah dapat mengoprasikan saudara yang empat dan lima pusar. Saudara yang empat tersebut adalah sebagai berikut.
Pertama : kakawah (air ketuban)
Kedua : bungkus
Ketiga : ari-ari
Keempat : darah
Penjelasannya : Kekawah artinnya menjadi pengasih. Bungkus menjadi kekuatan. Darah artinya waliyas mati, maka hendaklah diketahui bahwa Kekawah itu adalah Malaikat Jibril, Bungkus adalah Malaikat Mikail. Ari-ari adalah Malaikat Israfil, dan darah adalah Malaikat Izrail.
Jibril berada pada kulit. Mikail berda pada tulang. Israfil berada pada otot. Izrail berada pada daging. Akhirnya selamatlah sentosa, semua itu tidak kelihatan karena Kodrat Allah.
Setelah berusia sekitar sembilan bulan, ia akan berwujud bayi. Berdasarkan firman Allah Ta’ala kepada Nabi Muhammad, ada empat hal yang di anugrahkan Allah Ta’ala dengan Kodrat-Nya sebagaimana tersebut dibawah ini
Pertama : budi
Kedua : rahsa
Ketiga : angan-angan
Keempat : hidup
Kemudian Nabi Muhammad menambahkan ambuh atau kemantapan kepadanya dengan disertai dengan bacaan syahadat jati. Artinya shyahadat jati adalah makrifat kepada Dzat Allah. Diharapkan kelak ia akan teguh hati terhadap Dzat yang tidak akan mati.
Allah Ta’ala berfirman kepada Nabi Muhammad SAW, Aku berkenan mengatur istana yang berada di dalam dada manusia. Didalam dada itu ada hati, di antara hati itu ada jantung, dijantung itu ada budi, di dalam budi ada jinem, di dalam jnem itu ada sukma, di dalam sukma itu ada rahsa, di dalam rahsa itu ada Aku. Tidak ada Tuhan selain Aku.
Setelah itu menjadi bayi, akhirnya dibukalah Kodrat Allah Ta’ala, ia lahir dari kandungan dan menangis. Keadaan bayi saat itu dapat disebut hidup, dalam zaman yang Maha Mulia.
Apabila bayi tersebut lahir dari kandungan setelah sepuluh atau sebelas bulan, maka berari kekeliruan perhitunga, karena tidak memperhatikan pengeluaran rahsa. Allah Ta’ala memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW agar menyertai Hijab Dzat elok padanya untuk menentukan waktu kelahiran dari kandungan ibunya selama sembilan bulan. Disitu, disertakan pula kotoran tahi tahun, tahi kalong, cacing kalung, cacing tembaga, yang semua itu akhirnya akan mendatangkan nafsu lawwarnah.

Jasad dan Roh

Manusia bukanlah sekedar apa yang nampak secara kasat mata,terdiri atas berbalut daging dan kulit,yang membutuhkan makanan dan minuman. Hakikat manusia terletak pada sesuatu yang amat berharga di dalam tubuh kasarnya, yaitu roh. Artinya,bahwa exsistensi manusia memiliki jasad sebagai bentuknya, dan memiliki roh atau jiwa sebagai makna keberadaannya. Roh merupakan hakikat manusia yang berasal dari alam arwah, sedangkan jasad berasal dari unsur-unsur materi. Jadi, jelas bahwa kejadian manusia itu terdiri dari bentuk luar yang tersebut sebagai jasad, dan wujud dalam yang disebut sebagai jiwa atau roh. Dengan demikian kejadian manusia itu terdiri dari dua unsur yang sangat berbeda,yaitu unsur rohani dan unsur jasmani. Unsur rohani atau roh (jiwa) adalah sejenis wujud immateriil yang berasal dari nur Allah, yakni makhluk suci yang memiliki potensi dan kecenderungan asli untuk mengenal Tuhan dan menyembah-Nya, dan ia merupakan sumber akhlak yg mulia serta senantiasa menarik jiwa dan jasad menuju keluhuran. Dan karena roh itu berasal dari Allah, maka selamanya ia akan merindukan-Nya. Sedangkan unsur jasmani atau jasad adalah wujud materiil yang memiliki sifat-sifat tabiat kebendaan yang merupakan sumber dari hawa nafsu keduniaan yang berlawanan arah dengan tabiat roh.

Roh berasal dari alam arwah,yang diturunkan kedalam jasad manusia,yang memiliki kemampuan untuk mengetahui, berkehendak dan berkuasa atas tubuh yang didiaminya. Ketika roh ditiupkan ke dalam badan, badan pun menjadi hidup. Dan ketika menigglkan badan, badan pun menjadi mati. Jadi keberadaan badan manusia itu bergantung pada roh dan bukan sebaliknya. Roh sama sekali tidak mengenal mati,sedikit pun ia tidak terpengaruh oleh kematian kecuali sekedar kehilangan wadah kasarnya.

Sewaktu anak Adam tidur roh meninggalkan badan untuk sementara. Tapi ketika roh dicabut kerena beberapa penyebab fisik seperti tidak berfungsinya organ tubuh yang vital, atau penyebab lain dari luar, maka matilah ia. Saat itu roh meninggalkan badan dan pergi ke dunia spiritual yaitu alam arwah, sebagaimana diterangkan dalam Al Quran ” Allah yang mengambil roh manusia pada saat kematian mereka,dan yang belum mati dalam tidurnya. Allah menahan roh orang yang telah ditetapkan ajal kematiannya, dan melepaskan yang lain (ke badannya) sampai waktu yang ditentukan.” (QS. Az Zumar:42)

Ayat ini menerangkan bahwa roh itu hidup, dapat berpindah-pindah, dan menembus ke segenap bagian tubuh manusia. Lebih lanjut diterangkan, bahwa roh diperintah oleh Allah meninggalkan badan untuk semetara,yaitu selama orang itu tidur. Kemudian diperintahkan-Nya memasuki badan kembali begitu terjaga dari tidurnya. Rasulullah Saw. bersabda : ” Sesungguhnya rohmu dikeluarkan dan kemudian dikembalikan kepadamu, sampai suatu waktu yang diinginkan oleh Allah.”

Dengan sebab bahwa hidup manusia adalah karena kehadiran roh pada jasadnya, maka ketika datang saat yang sudah ditetapkan roh itu keluar, tubuh pun menjadi mati. Setelah kematian, tubuh manusia segera rusak, tapi roh tetep hidup,kekal, dan abadi. Dalam hal ini Ibnu Qayyim mengatakan, bahwa setelah roh dicabut saat menemui ajalnya ia kembali ke badan dalam kubur untuk ditanyai oleh malaikat Munkar dan Nakir. Seterusnya roh menetap dalam barzakh untuk mengecap kebahagiaan atau merasakan hukuman siksa sampai hari kebangkitan. Dengan begitu rohlah yang akan mengantar manusia untuk melihat keindahan dan kelapangan alam surgawi. Demikianlah pula sebaliknya, rohlah yang akan mengantar manusia untuk menerima azab neraka. Selanjutnya roh yang suci akan kembali kepada Allah di surga, sedangkan yang kotor akan menjalani proses penyucian di neraka. Untuk itu segala kegiatan manusia di dunia hendaknya dijadikan ibadah, karena hanya melalui peribadatan itu roh dapat menyucikan dirinya setelah melakukan dosa-dosa selama hidup menyatu dengan jasadnya.

Memang, di dalam Al Quran dinyatakan bahwa roh itu merupakan urusan Allah,dan manusia tidak diberi pengetahuan tentang roh kecuali hanya sedikit. Ia hanyalah sebagian kecil dari rahasia Allah yang telah ditetapkan Allah ke dalam manusia dari alam surgawi :(QS. Sad:72)

Namun meski sedikit, hal itu tidak menghalangi manusia untuk terus melakukan pemikiran dan perenungan tentang eksistensi roh, dan itu pun tidak luput dari timbulnya macam-macam perbedaan pendapat diantara ulaa telah mereka mengadakan kajian tentang hakikat roh. Sebab, disamping adanya pengertian roh dari sudut fisik sebagai daya hidup jasmani, tetapi secara substansial istilah roh juga mengandung pengertian sebagai wujud spiritaual. Itulah sebabnya, didalam tasawwuf pun tidak sedikit tokoh-tokoh sufi yang begitu serius membicarakan masalah roh, termasuk di kalangan sufi indonesia seperti Syaikh Abdus Samad Al Palimbani.

Menurud Abdus Samad Al Palimbani roh manusia adalah makhluk suci yang merupakan percikan Nur Alah yang Azali. Ia telah memiliki wujud sebelum tubuhnya diciptakan, dan telah mengenal Tuhan secara langsung sebelum ia dilahirkan ke dunia. Ketika itu manusia masih dalam bentuk nur yang berkeliaran di seputar alam kesucian yang luhur, sebelum kemudian ditentukan ke dalam kegelapan rahim dan menyatu dengan jasad janin.

Al Quran menjelaskan bahwa sebelum roh diturunkan ke alam jasad Allah telah berfirman, ” Bukanlah Aku ini Tuhan kalian?” Roh-roh itu pun menjawab, “Benar, Engkau adalah Tuhan kami.” (Q Al ‘araf:172)

Ayat ini jelas mengartikan, bahwa sebelum roh diturunkan di alam jasad, mereka telah mengenal tentang sesuatu, yaitu Tuhan Yang Maha Pencipta. Namun demikian, ketika roh ditiupkan ke alam jasad manusia, roh-roh itu lupa akan pertemuan-Nya yang pernah mereka alami. Ini terjadi karena roh semakin terpengaruh oleh nafsu yang ada pada jasad materialnya. Maka, hanya dengan intensitas kegiatan ibadat, kiranya roh akan mengingat kembali pengetahuan dan pengalaman yang pernah dialaminya di sisi Tuhannya, yakni zaman azali.

Tentang asal-usul keberadaan roh sebelum ia dipertautkan dengan jasad kasarnya ini, para tokok sufi pada umumnya mengintesprestasikan ayat Al Quran (QS. At Tin:4-5)

Mereka dengan merujuk pada dua ayat ini berpendapat bahwa semua sebelum di alam rahim sang ibu ia menjalani fase nurani di zaman azali. Pada masa itu, menurut mereka manusia berada dalam wujud yang seindah-indahnya dan sebaik-baiknya dalam wujud roh, yang satu sama lain sudah saling mengenal. Ia hidup di alam kegaiban yang hanya bisa dilihat oleh para wali abdal, kekasih-kekasih Allah. Dari sanalah kemudian ia diturunkan ketempat yang serendah-rendahnya, yaitu dimasukkan ke dalam tanah liat dan air mani yang hina. Jadi, manusia telah mengalami alam azali nurani sebelum dirinya dijadikan dalam bentuk darah dan daging di dalam rahim. Setelah itu, ia diturunkan ke dunia, dan hijab gaib pun segera melekat padanya, yaitu berupa keinginan-keinginan dan kecenderungan nafsu keduniaan. Akibatnya, sibuklah ia dengan kebutuhan-kebutuhan materinya, hingga ia lupa akan sejarahnya, disebabkan terpenjara oleh dunia dan nafsu-nafsu rendah, hingga derajatnya pun merosot serendah-rendahnya, yakni menjadi jasad kasar di alam dunia yang rendah.

Sesudah jatuh dari keadaan sebaik-baiknya keadian mejadi keadaan paling rendah, manusia tidak bisa menikmati kembali keadaan di zaman azali yang dilingkungi oleh keindahan surga. Apalagi jika manusia lupa akan kedudukannya lalu menyeret diri dan menyerahkan kepada naluri hewaniahnya, maka ia akan merosot ke lembah kehinaan. Begitulah manusia yang awalnya merupakan ciptaan Allah yang paling mulia, ternyata lebih banyak merendahkan derajanya sendiri dibawah makhluk-makhluk lain yang lebih rendah, seperti binatang, pohon-pohon, bebatuan, dan lain-lainya. Perendahan derajat manusia ini timbul lebih banyak diakibatkan oleh pengumbaran nafsunya yang tak terkendali, terutama nafsu kecintaan pada harta, kedudukan,dan kehormatan. Akibatnya, manusia yang kodrat sebenarnya adalah supaya mengendalikan materi kebendaan dan mengatasi hawa nafsunya, tetapi pada kenyataanya malah terbalik, yakni manusia yang kini justru diperbudak oleh benda-benda dan bujukan nafsunya sendiri. Dan orang-orang yang tertipu itu bukanlah kaum awam saja, tapi dapat ditemukan hampir di setiap lapisan masyarakat. Mereka dapat dijumpai dikalangan cerdik pandai, bahkan di kalangan pemuka agama dan tokoh-tokoh masyarakat, apalagi di kalangan kaum awam dan rakyat jelata.

Kerinduan roh akan kehidupan asal di zaman azali, menurut konsep sufisme,segera bila terobati begitu roh meninggalkan kehidupan dunia ini menuju alam barzakh. Di alam akhirat nanti jiwa-jiwa yang bersih akan saling bertemu untuk menumpahkan kerinduannya, karena mereka saling kenal dahulu sebelum ditiupkan ke badan manusia. Ada pun roh-roh yang kotor dan buruk ia tidak akan merasa rindu kepada siapa pun, dan ia di hari akhirat itu keadaannya sangat payah penuh penderitaan dan kesengsaraan, dan akan bertambah payah lagi ketika bergabung dengan jiwa kotor lainnya.

Dan kerinduan itu akan terobati kala di surga kelak : ” Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan:”Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu”. Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.

Tidak ada komentar: