Rabu, 16 Mei 2012

Pokok-Pokok ajaran Tasawuf


Pada dasarnya,ajaran Tashawuf merupakan bimbingan jiwa
agar menjadi suci, selalu tertambat padaAllah dan terjauhkan 
dari pengaruh-pengaruh selain Allah. Kemudian terbukalah
hijab yang menutupinya.

Tingkatan Kwalitas jiwa keimanan, yang
meliputi:

1. Maqom Taubat, yaitu meninggalkandan tidak mengulangi lagi perbuatan dosa yang pernah dilakukan
    demi menjunjung  ajaran  Allah  dan menyingkiri murka-Nya
    ( Imam al-Ghozali).
2. Maqom Waro’, menahan diri untuktidak melakukan sesuatu, dalam rangka menjunjung tinggi perintah   
    Allah, menurut Syaikh Ibrahim Adham.Waro’      adalah meninggalkan setiap yang syubhat (tidak jelas 
    halal atau haramnya),Waro’  Lahiriyah:  meninggalkan seluruh perbuatan kecuali perbuatan yang   karena 
    Allah,Waro’Batiniyah: sikap hati yang tidak menerima selain Allah
3. Maqom Zuhud, lepasnya pandangan keduniawian dan usaha memperoleh keduniawian dari seorang yang 
    sebenarnya  mampu  untuk memperolehnya.
4. Maqom Shobar, ketabahan dalam menghadapi dorongan hawa nafsu (Imam al-Ghozali), Syaikh Dzun   
    Nun al-Misri mengatakan: Shobar adalah   menjauhkan   diri   dari perbuatan yang melanggar agama,
    tabah dan tenang dalam menghadapi cobaan, dan menampakkan hidup lapang     dalam     mengalami 
    kemelaratan.
5. Maqom Faqir, Tenang dan tabah diwaktu susah dan memprioritaskan orang lain di kala sedang berada 
    ( Syaikh Abu Hasan al-Nuruy). Syaikh   Ibrohim   al-Khawwash, mengatakan Faqir adalah selendang
    orang-orang mulia, pakaian para Rosul dan baju kurung kaum Sholikhah.
6. Maqom Syukur, pengakuan terhadap kenikmatan, tindakan badan untuk mengabdi   kepada   Allah   dan 
    ketetapan   hati   untuk   selalu menyingkiri yang haram, Syaikh Abul Qasim mengatakan, “Hakikat
    syukur adalah tidak menggunakan kenikmatan untuk maksiat, tidak segan-segan menggunakannya untuk   
    taat sedang batasan syukur adalah mengetahui bahwa kenikmatan itu datangnya dari Allah Ta’ala
7. Maqom Khauf, Rasa ketakutan dalam menghadapi siksa Allah atau tidak tercapainya kenikmatan dari  
    Allah, Syaik Abul Hasan al-Nury,  berpendapat “orang yang Khauf adalah yang lari dalam ketakutan
    dari Allah untuk menuju kepada Allah”.
8. Maqom Roja’, Rasa gembira hati karena    mengetahui    adanya kemurahan dari dzat yang menjadi 
    tumpuan harapannya, Syaikh Abu Ali, berkata: “Khauf dan Roja’ adalah ibarat dua belah sayap
    burung, jika seimbang keduanya,maka terbang nya burung menjadi sempurna, jika kurang salah   
    satunya,    maka terbangnya tidak sempurna, dan jika hilang keduanya, maka burung   jatuh   dan    
    menemui kematiannya.
9. Maqom Tawakal, sikap hati yang bergantung  pada  Allah  dalam  menghadapi sesuatu yang disukai, 
   dibenci, diharapkan atau ditakuti  kalau    terjadi    dan    bukan menggantungkannya  pada  suatu
   sebab, sebab satu-satunya adalah Allah(al-Muhasibi).Syaikh Sahl berpendapat, “Jenjang pertama kali  
   dalam Tawakal adalah hendaknya hamba dihadapan Allah bersikap sebagaimana mayat   dihadapan  
    orang yang  merawatnya,  dibalik kesana kemari diam saja.”
10. Maqom Rdho, Rasa puas hati dalam menerima nasib yang pahit (Abul Hassan al-Nuri), Rabi’ah 
      Adawiyah menjelaskan,   sewaktu   ditanya  bagaimana seorang hamba bisa dikatakan Ridlo,  
      Jawabnya: “Apabila ia  senang  dalam  menghadapi musibah sebagaimana ia senang dalam menerima 
      nikmat. Syaikh Yahya bin Mu’arif, ketika ditanya, “Kapan seorang mencapai Maqom Ridho?” beliau 
      menjawab: “Jika diberi mau menerima, jika ditolak ia  rela, jika ditinggalkan ia tetap

Tidak ada komentar: