Pada dasarnya,ajaran Tashawuf merupakan bimbingan jiwa
agar menjadi suci, selalu tertambat padaAllah dan
terjauhkan
dari pengaruh-pengaruh selain Allah. Kemudian terbukalah
dari pengaruh-pengaruh selain Allah. Kemudian terbukalah
hijab yang menutupinya.
Tingkatan Kwalitas jiwa keimanan, yang
meliputi:
1. Maqom Taubat, yaitu meninggalkandan tidak mengulangi
lagi perbuatan dosa yang pernah dilakukan
demi menjunjung ajaran
Allah dan menyingkiri murka-Nya
( Imam al-Ghozali).
( Imam al-Ghozali).
2. Maqom Waro’, menahan diri untuktidak melakukan sesuatu,
dalam rangka menjunjung tinggi perintah
Allah, menurut Syaikh Ibrahim
Adham.Waro’ adalah meninggalkan setiap yang
syubhat (tidak jelas
halal atau haramnya),Waro’ Lahiriyah:
meninggalkan seluruh perbuatan kecuali perbuatan yang karena
Allah,Waro’Batiniyah: sikap hati yang tidak menerima selain Allah
3. Maqom Zuhud, lepasnya pandangan keduniawian dan usaha
memperoleh keduniawian dari seorang yang
sebenarnya mampu
untuk memperolehnya.
4. Maqom Shobar, ketabahan dalam menghadapi dorongan hawa
nafsu (Imam al-Ghozali), Syaikh Dzun
Nun al-Misri mengatakan:
Shobar adalah menjauhkan diri
dari perbuatan yang melanggar agama,
kemelaratan.
5. Maqom Faqir, Tenang dan tabah diwaktu susah dan
memprioritaskan orang lain di kala sedang berada
( Syaikh Abu Hasan
al-Nuruy). Syaikh Ibrohim al-Khawwash,
mengatakan Faqir adalah selendang
orang-orang mulia, pakaian para Rosul dan baju kurung kaum Sholikhah.
6. Maqom Syukur, pengakuan
terhadap kenikmatan, tindakan badan untuk mengabdi kepada Allah
dan
ketetapan hati untuk selalu menyingkiri yang haram, Syaikh Abul Qasim mengatakan,
“Hakikat
syukur adalah tidak menggunakan kenikmatan untuk maksiat,
tidak segan-segan menggunakannya untuk
taat sedang batasan syukur
adalah mengetahui bahwa kenikmatan itu datangnya dari Allah Ta’ala
7. Maqom Khauf, Rasa ketakutan dalam menghadapi siksa Allah atau tidak tercapainya kenikmatan dari
7. Maqom Khauf, Rasa ketakutan dalam menghadapi siksa Allah atau tidak tercapainya kenikmatan dari
Allah, Syaik Abul Hasan
al-Nury, berpendapat “orang yang Khauf adalah yang lari dalam
ketakutan
dari Allah untuk menuju kepada Allah”.
8. Maqom Roja’, Rasa gembira
hati karena mengetahui adanya kemurahan dari dzat yang menjadi
tumpuan harapannya, Syaikh
Abu Ali, berkata: “Khauf dan Roja’ adalah ibarat dua belah
sayap
burung, jika seimbang keduanya,maka terbang nya burung
menjadi sempurna, jika kurang salah
satunya, maka terbangnya tidak
sempurna, dan jika hilang keduanya, maka burung
jatuh dan
menemui kematiannya.
9. Maqom Tawakal, sikap hati
yang bergantung pada Allah dalam menghadapi sesuatu yang disukai,
dibenci, diharapkan atau
ditakuti kalau terjadi
dan bukan menggantungkannya pada suatu
sebab, sebab satu-satunya adalah Allah(al-Muhasibi).Syaikh
Sahl berpendapat, “Jenjang pertama kali
dalam Tawakal adalah hendaknya hamba
dihadapan Allah bersikap sebagaimana mayat dihadapan
orang yang merawatnya, dibalik kesana kemari diam saja.”
10. Maqom Rdho, Rasa puas hati
dalam menerima nasib yang pahit (Abul Hassan al-Nuri), Rabi’ah
Adawiyah menjelaskan,
sewaktu ditanya bagaimana seorang hamba bisa dikatakan Ridlo,
Jawabnya: “Apabila ia senang dalam menghadapi musibah
sebagaimana ia senang dalam menerima
nikmat. Syaikh Yahya bin Mu’arif, ketika
ditanya, “Kapan seorang mencapai Maqom Ridho?” beliau
menjawab:
“Jika diberi mau menerima, jika ditolak ia rela, jika ditinggalkan ia tetap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar